Program Prioritas
Pemkab Inhil, memiliki program skala prioritas dalam membantu petani. Yakni pembangunan trio tata air dan jalan produksi, peremajaan kelapa rakyat, penyediaan bibit unggul, dan hilirisasi produk kelapa.
Trio Tata Air (saluran, tanggul dan pintu klip), bagi perkebunan kelapa di Inhil memiliki peran yang besar. Saluran berfungsi sebagai drainase sekaligus digunakan untuk membawa kelapa yang sudah di panen dengan cara dihanyutkan menuju tempat pengumpul.
Sementara tanggul berfungsi sebagai penahan air pasang agar tidak masuk ke lahan perkebunan kelapa, sekaligus berfungsi sebagai badan jalan bagi petani. Sedangkan pintu klip berfungsi untuk pengaturan air secara otomatis jika permukaan air dalam tanggul lebih tinggi dari tanggul, maka pintu klip akan terbuka. Sebaliknya, jika permukaan air di luar tanggul lebih tinggi dari dalam tanggul (air pasang), maka pintu air akan menutup.
Dalam kurun waktu 2013-2022, lanjut Abdurrahman, Pemkab sudah membangun tanggul sepanjang 1.081,10 Km. Di mana pada 2013, ada sepanjang 28,6 Km tanggul yang dibangun di kebun kelapa petani.
Lalu tahun 2014 sepanjang 48,5 Km, 2015 sepanjang 183 Km, 2016 sepanjang 118,3 Km, 2017 ada 194,3 Km, 2018 sepanjang 202,6 Km, tahun 2019 sepanjang 100 Km, 2020 sepanjang 20,9 Km, tahun 2021 sepanjang 88,4 Km dan 2022 sepanjang 99 Km.
Kemudian untuk jalan produksi tahun 2016-2021, dari dana APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), ada sepanjang 5,20 Km. Dari APBD Inhil sudah dibangun jalan produksi sepanjang 9,21 Km.
Untuk program peremajaan kebun kelapa rakyat dari 2009-2022 sudah dilakukan seluas 10.507 hektare yang bersumber dari dana APBN seluas 6.155 hektare, APBD Provinsi Riau 2.192 hektare dan dari APBD Inhil seluas 2.160 hektare.
“Tapi terkadang seperti itu. Diperbaiki di sini, di sana rusak. Begitulah kira-kira,” kata Abdurrahman didampingi Kabid Sarana dan Prasarana Disbun Inhil, Surya.
Selain trio tata air, ketersediaan bibit unggul juga ikut memengaruhi produktivitas kelapa. Pemkab Inhil melalui Dinas Perkebunan Inhil secara berkelanjutan melakukan penelitian bibit unggul melalui kegiatan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan Pohon Induk Terpilih (PIT) yang dijadikan sebagai sumber benih resmi yang bisa digunakan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Dari beberapa Pohon Induk Terpilih (PIT) yang ada, dilakukan juga bisa diolah sebagai bahan per seleksi untuk menentukan varietas yang terbaik dan paling cocok dengan kondisi alam Kabupaten Inhil. Setelah beberapa tahun diteliti, puncaknya pada tahun 2017 melalui SK Menteri Pertanian nomor 107/Kpts/KB.0101/2/2017 tentang Pelepasan Varietas Sri Gemilang sebagai varietas unggul tanaman kelapa dalam, bibit unggul yang ada di Kabupaten Inhil dilepas sebagai varietas unggul.
Bibit varietas unggul yang dihasilkan ini memiliki karakteristik yang cocok di lahan gambut atau pasang surut, tumbuh baik di dataran rendah sampai 30 meter dari permukaan laut. Umur mulai berbunga yang cukup cepat, yakni umur 40 bulan dan sudah mulai panen pada umur 52 bulan. Jumlah buah per pohon bisa mencapai 116,5 butir. Bisa menghasilkan kopra 244,5 gram, kadar minyak (berat kering) 64,14 persen.
Guna memberikan nilai ekonomis yang tingi pada petani kelapa di Inhil, Pemkab selalu mendorong agar melakukan pengolahan hilirisasi kelapa. Mulai dari daging buah, batang kelapa, air, tempurung, daun, sabut kelapa dan lainnya. Daging kelapa saja bisa dibuat menjadi santan kelapa, minyak kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), tempurung kelapa, ampas, bungkil kelapa, susu kelapa, krim santan, permen, bahan mentega dan lainnya.
Tempurung kelapa memiliki nilai ekonomis tambahan. Bisa diolah untuk berbagai perhiasan rumah tanggal seperti pot, tas dan lainnya. Sabut kelapa bisa digunakan sebagai bahan campuran jok mobil, kasat dan lainnya. Air kelapa bisa diolah sebagai minuman nata decoco, kecap, cuka, gula merah maupun berbagai minuman segar lainnya. Batang kelapa bisa digunakan sebagai bahan furniture seperti meja, kursi, tiang dan lainnya.
“Hilirisasi inilah yang terus kita dorong pada petani kita, sehingga mereka tidak hanya terpaku pada penjualan kelapa bulat saja. Ada nilai tambah yang mereka dapatkan lebih,” ujar Abdurrahman.
Di Kabupaten Inhil, terdapat lima indusri pengolahan kelapa dengan produktivitas cukup besar. Misalnya, PT Pulau Sambung Guntung di Kecamatan Kateman dengan kapasitas terpasang atau daya tampung 1,5 juta butir kelapa per hari dengan kapasitas produksi 1 juta butir per hari. Kemudian PT Pulau Sambu Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah dengan kapasitas terpasang mencapai 1 juta butir per hari dengan kapasitas produksi 300 ribu butir per hari.
PT Riau Sakti United Planation di Kecamatan Pulau Burung dengan kapasitas terpasang 1,5 juta butir per hari dengan kapasitas produksi sebanyak 1 juta butir per hari. PT Inhil Sarimas Kelapa di Kecamatan Kampas dengan daya kapasitas 500 ribu butir per hari dan kapasitas produksi mencapai 300 ribu butir per hari. Kemudian, PT Kokonako Indonesia di Kecamatan Tembilahan Hulu dengan kapasitas terpasang mencapai 500 ribu butir per hari dan kapasias produksi mencapai 100-200 ribu butir per hari.
Dari lima perusahaan yang melakukan pengolahan industri kelapa, baru mampu menyerap 1,8 miliar butir kelapa per tahun dengan total produksi 1 miliar kelapa per tahun. Jumlah itu masih terbilang kecil dibandingkan dengan jumlah produksi kelapa petani di Inhil yang mencapai 3,8 miliar butir kelapa per tahun (konfirmasi ulang semula disebutkan 5,5 miliar per tahun, red). Sisanya, sekitar 2 miliar butiran kelapa itu dibawa ke luar Inhil, Jawa, Malaysia, Thailand, Cina dan beberapa negara lainnya.